• Jl. Raya Ragunan No. 29
  • (021) 780 6202
  • [email protected]
Logo Logo
  • Beranda
  • Profil
    • Overview
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Tugas & Fungsi
    • Pimpinan
    • Satuan Kerja
    • Sumber Daya Manusia
  • Informasi Publik
    • Portal PPID
    • Standar Layanan
      • Maklumat Layanan
      • Waktu dan Biaya Layanan
    • Prosedur Pelayanan
      • Prosedur Permohonan
      • Prosedur Pengajuan Keberatan dan Penyelesaian Sengketa
    • Regulasi
    • Agenda Kegiatan
    • Informasi Berkala
      • LHKPN
      • LHKASN
      • Rencana Strategis
      • DIPA
      • RKAKL/ POK
      • Laporan Kinerja
      • Capaian Kinerja
      • Laporan Keuangan
      • Laporan Realisasi Anggaran
      • Laporan Tahunan
      • Daftar Aset/BMN
    • Informasi Serta Merta
    • Informasi Setiap Saat
      • Daftar Informasi Publik
      • Standar Operasional Prosedur
      • Daftar Informasi Dikecualikan
      • Kerjasama
  • Publikasi
    • Buku
    • Pedum/ Juknis
    • Infografis
  • Reformasi Birokrasi
    • Manajemen Perubahan
    • Deregulasi Kebijakan
    • Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
    • Penataan dan Penguatan Organisasi
    • Penataan Tata Laksana
    • Penataan Sistem Manajemen SDM
    • Penguatan Akuntabilitas
    • Penguatan Pengawasan
  • Kontak

Berita BRMP

Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian

Thumb
496 dilihat       07 Maret 2025

Rekam Jejak Inovasi Kelapa di Indonesia

Kelapa bukan sekadar simbol budaya, tetapi juga pilar ekonomi Indonesia. Dari total 3,32 juta hektare perkebunan kelapa di Indonesia (BPS, 2023), sekitar 98% dikelola oleh petani kecil yang menopang lebih dari dua juta keluarga. Indonesia menempati posisi kedua sebagai produsen kelapa terbesar dunia, dengan produksi mencapai 2,83 juta metrik ton pada 2023. Ekspor kelapa Indonesia bahkan mencapai USD 1,55 miliar (Rp23 triliun), berkontribusi 38,3% terhadap total ekspor dunia. 
Namun, meski berperan penting dalam ekonomi nasional, industri kelapa nasional menghadapi berbagai tantangan. Produktivitas rata-rata hanya 1,1 ton kopra per hektare, jauh di bawah potensi genetik kelapa unggul yang bisa mencapai 3,5 ton. Hilirisasi belum menjadi prioritas, sehingga nilai tambah dari produk kelapa belum maksimal. Selain itu, perubahan iklim dan tekanan pasar global semakin menuntut inovasi dalam industri kelapa nasional. Oleh karena itu, menjelang peringatan 100 tahun inovasi kelapa di Indonesia pada 2027, kita perlu menengok kembali jejak modernisasi kelapa serta langkah strategis untuk masa depan.

Sejarah Inovasi Kelapa di Indonesia
Modernisasi melalui inovasi kelapa di Indonesia berakar dari penelitian yang dilakukan oleh Dr. Thames, seorang ilmuwan Belanda, yang pada 1927 menanam benih kelapa di Desa Mapanget, Sulawesi Utara. Ia membawa 500 koleksi bibit dari Kebun Raya Bogor untuk diuji adaptasinya di berbagai ekosistem. Hingga kini, sebanyak 30 pohon kelapa unggul warisannya masih tumbuh di Instalasi Pengujian Standar Instrumen Pertanian (IPSIP) Mapanget. Warisan penelitian ini kemudian berkembang menjadi Klapper Proofstation pada 1930, lembaga riset kelapa pertama di Indonesia. Seiring waktu, lembaga ini mengalami berbagai transformasi. 
Pada tahun 1967 lembaga tersebut berganti nama menjadi Lembaga Penelitian Tanaman Industri disingkat (LPTI), kemudian Tahun 1979 menjadi Balai Penelitian Tanaman Industri atau Balitri dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang, Kementan), tahun 1984 menjadi Balai Penelitian Kelapa atau Balitka Balitbangtan, selanjutnya Tahun 1994 menjadi Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain. Pada 17 Januari 2023 bertransformasi menjadi Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Palma atau yang populer disebut "BSIP Tanaman Palma", di bawah institusi Badan Standarisasi Instrumen Pertanian, Kementerian Pertanian (BSIP Kementan). 
Lembaga ini telah menghasilkan 60 varietas kelapa nasional, termasuk kelapa dalam, genjah, dan hibrida dengan produktivitas mencapai 3,5 ton kopra per hektare per tahun. Keunggulan BSIP Tanaman Palma terletak pada bank genetiknya, yang menyimpan 100 aksesi kelapa dari seluruh Indonesia. Teknologi whole genome sequencing memungkinkan identifikasi gen kelapa yang tahan terhadap kekeringan dan salinitas, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan ketahanan pangan dan energi berbasis kelapa.

Strategi Inovasi Kelapa di Indonesia
Meski memiliki potensi besar, industri kelapa Indonesia menghadapi sejumlah tantangan serius. Salah satu tantangan utama adalah usia tanaman yang menua, dengan sekitar 15% pohon kelapa di Indonesia berusia lebih dari 50 tahun. Kondisi ini menyebabkan produktivitas kelapa terus menurun. Di samping itu, serangan hama Brontispa longissima dapat mengurangi hasil panen hingga 60%, dengan potensi kerugian ekonomi mencapai USD 40 juta per tahun. Selain faktor biologis dan ekologis, industri kelapa juga menghadapi persoalan dalam hilirisasi dan pengolahan produk. Sebagian besar produk kelapa Indonesia masih diekspor dalam bentuk bahan mentah, tanpa nilai tambah yang maksimal. Hilirisasi, seperti pengolahan minyak kelapa, asam laurat, dan bioethanol, belum menjadi prioritas dalam pengembangan industri kelapa nasional.
Perubahan iklim juga menjadi tantangan serius bagi keberlanjutan industri kelapa Indonesia. Pola cuaca yang tidak menentu berdampak pada produktivitas tanaman, sementara persaingan global semakin meningkat, terutama dengan negara-negara produsen lain seperti Filipina dan India. Untuk menjawab berbagai tantangan ini, Indonesia perlu mengadopsi strategi yang terarah dan berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan melakukan peremajaan kebun kelapa secara masif. Kementerian Pertanian telah meluncurkan program peremajaan 200.000 hektare kelapa pada 2023-2024 dengan menyediakan benih unggul bersertifikat.
Selain peremajaan, upaya peningkatan hilirisasi dan inovasi produk kelapa harus menjadi prioritas. Peningkatan investasi di sektor hilir, seperti pembangunan bio-refinery untuk produksi bioethanol dan kosmetik berbasis kelapa, akan meningkatkan nilai tambah industri kelapa nasional. Pengembangan varietas unggul dengan produktivitas tinggi, seperti Kelapa Hibrida KHINA-1 hingga KHINA-5, juga menjadi solusi dalam meningkatkan produksi kelapa nasional. Selain itu, digitalisasi industri kelapa dapat meningkatkan daya saing global. Integrasi teknologi blockchain untuk keterlacakan produk kelapa di pasar global akan meningkatkan kepercayaan konsumen dan memastikan produk kelapa Indonesia memenuhi standar internasional. Peningkatan sertifikasi indikasi geografis bagi produk kelapa khas daerah juga penting untuk memperkuat daya saing di pasar ekspor. Di tingkat internasional, Indonesia terus memperkuat diplomasi kelapa melalui International Coconut Community (ICC) dengan menjalin kolaborasi riset bersama Filipina, India, dan Sri Lanka untuk mengembangkan industri kelapa negara anggota.
Indonesia harus memanfaatkan momentum 100 tahun, sejak 1927 awal momentum inovasi kelapa Indonesia yang ditandai penanaman benih kelapa di Desa Mapanget, Sulawesi Utara, sebagai titik tolak membangun ekosistem kelapa yang berkelanjutan. Ke depan, kita perlu mendorong penelitian lebih lanjut, memperkuat kolaborasi dengan sektor swasta, serta memastikan petani mendapatkan manfaat ekonomi yang lebih besar dari industri ini. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat memimpin modernisasi kelapa global dan menjadikan kelapa sebagai komoditas unggulan yang berdaya saing tinggi di pasar internasional. Pada akhirnya, modernisasi kelapa bukan hanya soal peningkatan produksi, tetapi juga tentang membangun kesejahteraan petani, mengembangkan industri berbasis riset, dan melestarikan warisan budaya Nusantara. Saatnya Indonesia mengambil peran utama dalam revolusi kelapa global, menuju 100 tahun modernisasi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Prev Next

- Humas BSIP


Pencarian

Berita Terbaru

  • Thumb
    RI Punya 64 Balai Rahasia! Wamentan Sudaryono: Kita Bisa Kuasai Pangan dan Energi Dunia
    12 Mei 2025 - By Humas BSIP
  • Thumb
    Mentan Amran Dampingi Wapres Gibran di NTT, Komitmen All Out Majukan Petani
    08 Mei 2025 - By Humas BSIP
  • Thumb
    Water Management, Salah Satu Kunci untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Padi
    28 Apr 2025 - By Humas BSIP
  • Thumb
    Presiden Prabowo Kagum Efektivitas Penggunaan Drone Pertanian, 1 Hari Bisa Tanam 25 Hektare
    28 Apr 2025 - By Humas BSIP
  • Thumb
    Kesejahteraan Meningkat, Mentan Amran: Petani Bahagia, Harga Kelapa Naik
    17 Apr 2025 - By Humas BSIP

tags

kelapa teknologi

Kontak

(021) 780 6202
(021) 780 0644
[email protected]

Jl. Raya Ragunan No. 29
Kel. Jati Padang, Kec. Ps Minggu
Jakarta Selatan - DKI Jakarta
Indonesia
12540
www.brmp.pertanian.go.id

© 2024 - 2025 Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian. All Right Reserved